Peduli lingkungan bukan lagi sekadar tren, tapi sudah
menjadi kewajiban. Kendati salah satu cara terbaik untuk memenuhi
kewajiban ini adalah dengan memastikan kita berkendara dengan lebih
hemat bahan bakar, jalan keluar yang lebih mudah mungkin adalah memilih
mobil yang ramah lingkungan.
Melalui teknologi inovatif, mobil
berbahan bakar konvensional bensin atau solar (diesel), hybrid, mobil
listrik atau kendaraan yang menggunakan bahan bakar nabati dapat disebut
‘mobil ramah lingkungan'.
Para
produsen mobil telah berupaya keras untuk membuat kendaraan bensin
konvensional menjadi lebih hemat BBM daripada sebelumnya. Pabrikan
otomotif membuat body mobil menjadi lebih ringan dan menggunakan
teknologi seperti turbocharging untuk memberikan tenaga yang sama
menggunakan jumlah silinder yang lebih sedikit.
Positifnya,
kendaraan tersebut banyak tersedia dan tidak perlu biaya tambahan.
Negatifnya, mesin bensin umumnya mengeluarkan karbon dioksida sekitar 10
persen lebih banyak daripada diesel.
2. Diesel modern
Bayangkan
mobil bermesin diesel, dan kemungkinan hal pertama di benak adalah bus
tua yang menghasilkan asap hitam di seputar kota. Tapi banyak mesin
diesel modern yang dilengkapi dengan penangkap partikel untuk membantu
mencegah emisi partikel jelaga. Mesin diesel juga sering lebih ekonomis
daripada mesin bensin. Itulah sebabnya mengapa mesin diesel lebih
sedikit mengeluarkan CO2.
Sisi positif dari mobil bermesin diesel,
seperti halnya di beberapa negara, bahan bakar menjadi lebih murah
daripada bensin dan lebih irit konsumsinya. Namun negatifnya, mobil
diesel biasanya lebih mahal daripada versi bensin untuk model yang sama.
Pemeliharaan mobil diesel kadang juga lebih mahal.
3. Bahan bakar fleksibel
Kendaraan
berbahan bakar fleksibel (flex-fuel vehicle/FFV) dirancang untuk
menggunakan bensin konvensional atau bensin yang dicampur dengan bahan
bakar nabati, misalnya bio-ethanol. Karenanya, kendaraan E20 mampu
berjalan menggunakan 80 persen bensin dan 20 persen ethanol.
Karena
tampilan dan performa kendaraan ini tampak serupa dengan mesin bensin,
mungkin Anda tidak tahu Anda sedang mengendarainya. Meskipun FFV telah
diproduksi secara massal sejak tahun 1980-an, sebenarnya mobil komersial
pertamanya adalah Ford model T, yang diproduksi dari tahun 1908 sampai
1927.
Positifnya, karena insentif pajak, harga bahan bakar
alternatif lebih murah daripada bensin. Sedangkan negatifnya, karena
ethanol mengandung lebih sedikit energi per volume daripada bensin,
bersiaplah untuk mendapatkan angka efisiensi bahan bakar yang lebih
rendah saat mengisi dengan bahan bakar nabati.
4. Hybrid listrik-bensin
Kendaraan
listrik hybrid (hybrid electric vehicle/HEV) menggunakan kombinasi
mesin bensin konvensional dan motor listrik yang menggunakan baterai.
Kendaraan ini menggunakan prinsip bahwa motor listrik memberikan daya
pada kecepatan rendah, misalnya pada saat mengemudi di perkotaan, tetapi
beralih ke bensin untuk mengemudi pada kecepatan yang tinggi.
Banyak
HEV juga mengurangi emisi saat idle dengan mematikan mesin bensin dan
menyalakannya kembali saat diperlukan. Inilah yang kemudian dikenal
sebagai sistem start/stop. Dengan semua teknologi ini, mesin hybrid
membanggakan angka-angka efisiensi bahan bakar, sekaligus penurunan
besar dalam emisi C02. Namun, HEV hanya benar-benar mencapai manfaat
penghematan maksimal di area perkotaan saat kendaraan ini berjalan,
terutama menggunakan listrik, bukan bensin
Secara positif, HEV
hemat biaya operasional, dua pertiga daripada mobil bensin setara.
Sementara sisi negatifnya, harga beli sangat tinggi.
5. Kendaraan listrik baterai
Battery-electric
vehicle atau BEV menggunakan motor baterai dan listrik untuk
menjalankan mobil, sehingga kendaraan ini tidak mengeluarkan emisi saat
digunakan. Karena kapasitas baterainya, jarak kendaraan ini biasanya
terbatas sampai kurang dari 100 km untuk sekali pengisian, yang berarti
mereka benar-benar hanya cocok untuk kaum urban atau penduduk perkotaan.
Kendaraan
listrik dapat diisi ulang dengan menghubungkannya ke soket listrik.
Namun, mobil ini hanya benar-benar 'hijau' jika diisi dengan listrik
dan sumber terbarukan, misalnya pembangkit listrik tenaga angin atau
matahari. Selain itu, jika baterai menggunakan timbal atau kadmium, akan
ada masalah polusi yang serius jika baterai tidak dibuang dengan benar
di akhir masa pakainya.
Positifnya, tidak ada emisi knalpot, dan
negatifnya jarak menjadi terbatas dan kurangnya infrastruktur publik
untuk pengisian, sehingga pemakainya mungkin dapat terdampar di jalan.
6. Plug-in hybrid
Tahukah
yang dimaksud dengan plug-in hybrid? Jika digabungkan antara HEV dan
BEV, maka akan didapatkan PHEV, atau pug-in hybrid electric vehicle.
Anggap mobil tersebut sebagai kendaraan listrik hibrida konvensional
yang mampu mengisi ulang baterainya dengan menggabungkannya ke soket
listrik.
Kendaraan plug-in menggunakan simpanan energi untuk
mengemudi sehari-hari, dan ketika baterai habis digunakan, mobil secara
otomatis tetap berjalan menggunakan bahan bakar dalam tangki.
Orang
yang sehari-hari menempuh jarak mengemudi lebih pendek dari jangkauan
mobil listrik tidak akan pernah menggunakan bahan bakar dalam tangki.
Pada saat yang sama, mesin bensin adalah jaminan keamanan bagi mereka
yang cemas atas kurangnya stasiun pengisian pada perjalanan panjang.
(kpl/nzr/bun)
0 komentar:
Posting Komentar