Fenomena supermoon atau lunar perigee terjadi tadi malam (19/3). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, supermoon merupakan fenomena kala bulan purnama berjarak paling dekat dengan bumi, yakni 356.577 km. Akibatnya, bulan terlihat lebih besar daripada biasanya.
Supermoon juga memengaruhi gelombang pasang air laut. Karena semakin dekatnya bulan dengan bumi, daya gravitasi dari bulan semakin besar. Di beberapa titik, seperti di Surabaya, gelombang air setinggi 110 cm-130 cm, lebih tinggi daripada hari-hari biasa. Meningkatnya air pasang tersebut bisa menimbulkan banjir di kawasan pesisir pantai. Tetapi, BMKG mengimbau masyrakat tetap tenang.
Kasub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG Rukman Nugraha menjelaskan, fenomena supermoon disebabkan beberapa faktor. Pemicu utamanya, garis edar bulan dalam mengelilingi bumi berbentuk elips. "Fenomena seperti itu (supermoon, Red) sejatinya terjadi setiap tahun," ujar Rukman kemarin (19/3). Dia menambahkan, rata-rata jarak bumi dengan bulan saat purnama adalah 384.400 km.
Rukman menjelaskan, jarak bulan dengan bumi tahun ini lebih dekat daripada tahun lalu. Dia mencatat, pada 2010 fenomena supermoon terjadi pada 30 Januari. Saat itu jarak bulan dengan bumi 356.592 km. Lalu, untuk 2012, diperkirakan supermoon terjadi pada 6 Mei. Jarak bumi dengan bulan saat itu diperkirakan mencapai 356.953 km.
Soal anggapan masyarakat bahwa fenomena supermoon terjadi 18 tahun sekali, Rukman memberikan klarifikasi. Dia menjelaskan, 18 tahun itu adalah periode yang digunakan oleh BMKG untuk menghitung jarak bumi dengan bulan.
BMKG mencatat, fenomena supermoon tahun ini bukan yang terdekat. Pada 12 Desember 2008, jarak bumi dengan bulan tercatat 356.567 km. Lalu, dalam kurun 18 tahun ke depan, BMKG memprediksi supermoon terbesar terjadi pada 2016. Rukman memaparkan, pada 14 November 2016, jarak bumi dengan bulan 356.511 km.
Supermoon juga memengaruhi gelombang pasang air laut. Karena semakin dekatnya bulan dengan bumi, daya gravitasi dari bulan semakin besar. Di beberapa titik, seperti di Surabaya, gelombang air setinggi 110 cm-130 cm, lebih tinggi daripada hari-hari biasa. Meningkatnya air pasang tersebut bisa menimbulkan banjir di kawasan pesisir pantai. Tetapi, BMKG mengimbau masyrakat tetap tenang.
Kasub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG Rukman Nugraha menjelaskan, fenomena supermoon disebabkan beberapa faktor. Pemicu utamanya, garis edar bulan dalam mengelilingi bumi berbentuk elips. "Fenomena seperti itu (supermoon, Red) sejatinya terjadi setiap tahun," ujar Rukman kemarin (19/3). Dia menambahkan, rata-rata jarak bumi dengan bulan saat purnama adalah 384.400 km.
Rukman menjelaskan, jarak bulan dengan bumi tahun ini lebih dekat daripada tahun lalu. Dia mencatat, pada 2010 fenomena supermoon terjadi pada 30 Januari. Saat itu jarak bulan dengan bumi 356.592 km. Lalu, untuk 2012, diperkirakan supermoon terjadi pada 6 Mei. Jarak bumi dengan bulan saat itu diperkirakan mencapai 356.953 km.
Soal anggapan masyarakat bahwa fenomena supermoon terjadi 18 tahun sekali, Rukman memberikan klarifikasi. Dia menjelaskan, 18 tahun itu adalah periode yang digunakan oleh BMKG untuk menghitung jarak bumi dengan bulan.
BMKG mencatat, fenomena supermoon tahun ini bukan yang terdekat. Pada 12 Desember 2008, jarak bumi dengan bulan tercatat 356.567 km. Lalu, dalam kurun 18 tahun ke depan, BMKG memprediksi supermoon terbesar terjadi pada 2016. Rukman memaparkan, pada 14 November 2016, jarak bumi dengan bulan 356.511 km.
0 komentar:
Posting Komentar