Minggu, 23 Januari 2011

Lima Juta Kubik Sampah Ancam Kerusakan Sengguruh

Sekitar lima juta kubik sampah yang menumpuk setiap tahun di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), mengancam kerusakan bendungan itu dalam kurun lima tahun ke depan.
Kepala Subid Divisi ASA II Perum Jasa Tirta (PJT) I Malang, Setyo Wibowo, Sabtu, mengatakan, dari total sampah yang menumpuk sebanyak 5 juta kubik tiap tahunnya, pihaknya hanya mampu mengangkat sebanyak 300 ribu meter kubik per tahun.
Sisanya, sebanyak 4,8 juta kubik mengendap dan mengganggu bendungan, akibatnya bendungan yang sebenarnya mampu memproduksi listrik tenaga air (PLTA) sebanyak 28 Mega Watt (MW), menurun dan hanya mampu menghasilkan maksimal 18 MW tiap hari.
"Tiap hari sampah yang datang ke bendungan sebanyak dua ribu meter kubik, sehingga mesin PLTA tidak mampu menghasilkan listrik maksimal 28 MW, dan hanya mampu menghasilkan 18 MW," katanya.
Setyo menjelaskan, tidak mampunya bendungan itu mengangkat seluruh sampah yang ada, karena kurangnya peralatan dan tempat pembuangan.
Sebab kapasitas tempat pembuangan sampah saat ini sudah terisi penuh dari sampah sebelumnya.
"Mayoritas sampah berupa Eceng Gondok dan plastik sisa kotoran rumah tangga, sehingga susah didaur ulang," ujarnya.
Dengan keadaan seperti ini, bendungan yang diresmikan oleh mantan Presiden Soeharto tanggal 23 Maret 1989 itu dalam lima tahun kedepan terancam rusak dan tidak mampu memproduksi listrik kembali.
"Kalau keadaan ini dibiarkan, maka dalam lima tahun kedepan bendungan akan rusak, sebab adanya endapan sampah yang terlalu banyak membuat ketahanan bendungan bisa rapuh," ujarnya.
Dikatakan Setyo, pihak PJT I Malang sebenarnya sudah melaporkan keadaan ini ke pemerintah pusat secara berkala tiap tahun, namun masih belum mendapat tanggapan serius.
Ia mejelaskan, kemampuan PJT I Malang dalam menyelesaikan sampah di bendungan hanya dibekali dengan satu mesin pengeruk.
"Kita sudah maksimal dengan satu mesin pengeruk ditambah denga tiga shift jam kerja, namun volume sampah yang datang tiap hari terus bertambah, sehingga tidak mampu mengangakat semuanya," ujarnya.
Dikatakannya, hal ini juga tidak luput dari peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai dari sampah, sebab mayoritas sampah adalah sisa rumah tangga dan pertanian.
"Percuma, jika kita maksimal tapi masyarakat tidak mampu menjaga kebersihan sungai dan mambuang sampah sembarangan," ujarnya.
Oleh karena itu, upaya maksimal juga harus didukung dengan pola masyarakat dalam menjaga kebersihan, sehingga kebersihan sungai bisa terjaga.
Setyo mengaku, keadaan sampah yang menumpuk di Bendungan Sengguruh tersebut, sudah berlangsung sejak tahun 2007.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Kunjungi Juga :

MTGW Poll >>> klik disini
Jundullah D3 Teknik Mesin ITS >>> klik disini
Cah Glugu from Zero to Hero >>> klik disini
 
;